Cinta sebuah kata tak terdefenisi. Sebuah rasa yang mengungkapkan tentang rasa dari hati. Melihat judul tulisan seperti ini, mungkin sebuah cerita tentang kisah romantis
antara muda mudi akan terpampang di tulisan ini. Di mana sang pria dan
perempuan berjuang melawan strata. Mungkin juga cerita cinta klasik melankolis
yang tak habis oleh zaman. Di mana sang pria dan wanita saling setia walau
takdir kematian memutus mereka. Atau cerita tentang lelaki yang bernama ikhwan
yang senantiasa menceritakan seorang wanita bernama akhwat ataupun sebaliknya.
Tulisan ini bukan episode di atas, tulisan ini tentang rasa memiliki terhadap
sebuah organisasi dengan beragam masalah
di dalamnya, beragam pemikiran orang yang di dalamnya, beragam konflik di
dalamnya, dan beragam rasa untuk senantiasa bertemu dalam jalan juang
menegakkan islam.
Kammi itu ?
Bagi saya kammi itu membuat saya
senantiasa berpikir bagaimana caranya untuk berkontribusi lebih besar agar
orang merasakan kebaikan yang tulus. Berjalannya waktu, kondisi fluktuatif
sering menghinggap di dalam diri. Namun perasaan surut sering juga menghinggap,
kala hasutan pikiran mulai masuk apakah mereka membenci kammi atau cuma sekedar
menghakimi kammi dari luar. Kembali lagi ke hakikatnya, pada dasarnya proses
mengajak kebaikan senantiasa sulit karena begitulah keniscayaannya. Namun
sebaliknya apabila berbuat yang melanggar sedikit dan sedikit ke arah tak baik
maka itu mudah. Seperti halnya ujian menjadi dilema kecil apabila ada sahabat
yang menawarkan sebuah jawaban benar untuk di lihat. Lantas apa yang harus di
lakukan, setidaknya menjaga sikap untuk tak melihat sedikitpun adalah wajah
dari kader Kammi, karena begitulah seharusnya.
Entahlah apa rasanya, yang pasti itu
di kammi rame rasanya. Menjadi rumah berteduh kala hujan pemikiran terus
menguyur tak menentu. Tempat minum yang jernih, kala semua minumannya sudah di
campur. Tempat menjaga suasana perjuangan di dalamnya untuk tak mengenal kata
henti. Beraksi kala aksi menjadi tragedi di masyarakat. Senantiasa bangkit kala
semua tertunduk lesu. Dan berjuang bersama dalam jalan juang dengan ikatan
ukhuwah, itulah kammi bagi saya. Bagimu
?
Penuh Konflik
Saya pikir kader kammi pernah
menonton film film heroik penuh aksi yang penuh tragedi. Di film itu semua ada
konflik yang senantiasa muncul, kalau tak ada konflik dapat di pastikan kita
tak akan mengenal film film laga penuh aksi. Walaupun konflik di kammi tak
memakai fisik ataupun senjata canggih yang senantiasa ada di dalam setiap film
laga aksi. Konflik di kammi bukan sebuah masalah yang di khawatirkan. Konflik
ada karena kayanya kader kammi atas argumen yang ada di dalam pemikirannya.
Kenapa konflik di kammi bukan masalah, karena kammi berazaskan islam. Cukup
mudahkan mengontrolnya, namun yang sulit di kontrol adalah mengendalikan diri
dari nafsu kala sudah tersendat. Pada dasarnya konflik di butuhkan untuk
membuat kita dewasa. Seperti halnya kita, setiap jangka waktu pasti ada masalah
yang berbeda dalam hidup kita. Begitu pula di Kammi, semakin beragam masalah
membuat kita senantiasa berpikir untuk mengatasi masalah tersebut.
Terlalu stagnan tanpa ada masalah
akan membuat kita lesu dan tertunduk, pada akhirnya membuat kita tak mampu
bergerak. Namun kebanyakan konflik membuat kita, hanya menyibukkan di masalah
internal. Kita sudah mengerti bahwa ikan salmon yang tidak di beri ikan hiu
kecil di kolamnya dan yang di beri ikan hiu kecil akan berbeda. Dimana yang di
beri ikan hiu kecil yang terjadi ikan salmon banyak yang hidup dan sebaliknya
kolam satunya banyak yang mati ikan salmonnya. Jadi terlepas besar atau
kecilnya konflik di kammi, maka bergerak dan percaya adalah kuncinya. Seperti
apa yang di katakan alm ust. Rahmat abdullah “Bergeraklah hingga kelelahan lelah mengikutimu”. Lantas tunggu apa
lagi saudaraku, saya percaya kita akan bergerak bersama dan berdampingan untuk bahu membahu di dalam jalan juang ini.
Saya percaya
Sebuah
kepercayaan adalah hal yang sangat mahal yang tak dapat di hargai dengan sebuah
uang yang berbentuk nominal. Lingkup kecil dapat di lihat bahwa apalah arti
seorang pemimpin, apabila ia tidak di percayai oleh orang-orang yang memberi
keduduk-nya. Bukankah hal itu wajar apabila itu terjadi dalam susunan dinamika
politik di negeri ini. Eit nanti dulu politik yang mana dulu ini, apakah politik
saling tikam, atau politik saling tikung atau politik dua kaki yang lagi trendy.
Tidak seperti itu, bukan itu bagi saya, bagi saya politik yang membuat semua
hati berkumpul dan berhimpun karena kecintaan-nya kepada sang pencipta. Rasa
saling percaya terhadap saudara seaqidah sudah tercatat dalam sejarah. Sehingga
tembok “Wall of Constatinopel’ yang
tetap berdiri selama 1123 tahun walau berdiri kokoh kemudian hancur. Hancur
dengan seorang anak muda yang masih berumur 23 tahun yang menjadi pemimpin pada
masa itu. Salah satu kunci keberhasilannya adalah rasa saling percaya antara
pasukan dengan pemimpin. Mereka percaya walaupun harus mengangkat kapal di atas
bukit bergelombang untuk melewati rantai besar dalam semalam.
Dan
pada akhirnya juga, saya percaya kepada
kalian yang membaca ini. kita berkumpul di wadah ini atas dari kecintaan
kita kepada sang pencipta, kepada agamanya, kepada rasulnya. Sedangkan wadah
ini adalah bagian kecil yang bersama kita jaga untuk kita senantiasa berhimpun
untuk melakukan kebaikan dengan langkah besar. Merapat lah, rapatkan barisan
karena Allah menyukai kesatuan ini. Pada
dasarnya semua orang ingin menjadi yang terbaik, namun di kammi bukanlah tempat
orang baik atau terbaik tapi di kammi adalah tempat di mana seorang ingin memperbaiki
diri agar lebih baik dan lebih baik.
Oleh Agung Pratama
Oleh Agung Pratama