Kebijakan manusia bertahta
semakin menggigit
Menjebak kami dalam oase
keterpurukan
Kebijakan ini tiada henti
kalian lantunkan “demi kebaikan bersama”
Yah…benar,
Kebaikan bersama untuk
komunitas srigala berbulu domba
Wahai kalian yang bertahta
Sadarkah kalian nestapa yang
melilit kami
Pelik hidup yang harus kami
jalani
Hidup dialam demokrasi
Tapi tak ubahnya dalam cekik
penjajahan masa kini
Bagaimana tidak ??
Suara kami kalian anggap kaleng
dalam comberan
Jeritan kami kalian anggap
ocehan burung gereja
Tindakan menolak kami kalian
vonis
Tanda tak mengabdi pada Negara
Lihatlah wahai yang bertahta
Rakyat yang mengusungmu
bermandikan limpahan keringat dan air mata
Mengukir cerita sembari berkata
Andai saja, kita bertukar posisi
walau sementara
Kalian akan bergumam seraya
berdoa
Daku tak ingin merasakan
keterpurukkan yang mendera
Sadarlah wahai yang bertahta
Kebijakan menaikkan harga BBM
Dengan berhias bantuan yang
kalian suguhkan
Bukan langkah menggerakkan roda
perekonomian
Apalagi menuju kemakmuran
semesta
Tetapi, menunda kekecewaan kami
Terhadap ketidakbecusan kalian
memimpin
Kebijakan ini mensuburkan
keterpurukan
Problema kehidupan bangsa
muncul bersahut-sahutan
Dan …
Rakyatmu pun dalam dilema
Hidup terbelenggu kepedihan atau
mati dengan wajah ketidaksanggupan
Dengarlah wahai yang bertahta
Mereka tertawa puas menggelegar
Menyaksikan Negara kita yang
semakin kentara
Menjadi boneka mereka, Amerika
dan pengikutnya
Oleh : May Munah FISIP/Ilmu Administrasi Negara/2012
Sekretaris 2 Departemen Social Centre
Sekretaris 2 Departemen Social Centre