Setiap tanggal 2 Mei senantiasa kita peringati sebagai
Hari Pendidikan Nasional tiap tahunnya. Tahu kah anda, sejarah Peringatan Hari
Pendidikan Nasional ditetapkan pada tanggal itu? Ataukah kita hanya ikut-ikutan
memperingatinya tanpa tahu sejarahnya? Mungkin banyak dari kita yang hanya
ikut-ikutan, padahal tak seharusnya hal itu terjadi kepada kita yang berstatus
mahasiswa. Mahasiswa yang notabenenya
sebagai aktivis akademis.
Alangkah memprihatinkannya kita, sebagai seorang mahasiswa yang mempunyai tiga fungsi fundamental, yaitu agent of change, social control dan iron stock tapi tak tahu sejarah diperingatinya tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bisa jadi fungsi tersebut hanya menempel pada status kita sebagai mahasiswa, tapi tak bisa kita aplikasikan dalam kehidupan yang nyata. Suatu tanda tanya besar bukan?
Alangkah memprihatinkannya kita, sebagai seorang mahasiswa yang mempunyai tiga fungsi fundamental, yaitu agent of change, social control dan iron stock tapi tak tahu sejarah diperingatinya tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bisa jadi fungsi tersebut hanya menempel pada status kita sebagai mahasiswa, tapi tak bisa kita aplikasikan dalam kehidupan yang nyata. Suatu tanda tanya besar bukan?
Tanggal 2 Mei dijadikan sebagai hari lahirnya pendidikan di Indonesia diambil dari hari lahir salah satu tokoh perjuangan pendidikan di
Indonesia. Yaitu Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi yang mendedikasikan
dirinya untuk pendidikan di Indonesia. Pemerintah
menetapkan tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional sejak tahun 1959 sebagai
penghargaan atas jasa-jasa Ki Hajar Dewantara dalam bidang pendidikan.
Ki Hajar Dewantara atau yang sering kita sebut sebagai Bapak Pendidikan
Indonesia merupakan salah satu tokoh yang amat berperan dalam memajukan
pendidikan di Indonesia. Berkat jasa beliau Perguruan Taman Siswa berdiri.
Perguruan Taman Siswa merupakan suatu lembaga pendidikan yang memberikan
kesempatan bagi para rakyat pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan
seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Karena zaman dahulu,
hanya orang-orang priyayi dan orang-orang Belanda yang mempunyai kesempatan
untuk mengenyam bangku pendidikan. Sedangkan rakyat pribumi tak diberi
kesempatan untuk merasakan pentingnya pendidikan.
Pendidikan, sebuah perjuangan yang mulia dan juga tidak mudah.
Waktu itu bangsa Indonesia masih dilanda kebodohan, keterbelakangan akibat
penjajahan bangsa Belanda. Bangsa
Belanda sengaja tidak memberikan kesempatan kepada kaum pribumi untuk
mendapatkan pendidikan, hal ini dimaksudkan agar rakyat pribumi tetap bodoh dan
terbelakang, sehingga bangsa Belanda dengan mudahnya menjajah kaum pribumi. Pergerakan
memajukan pendidikan telah mempersiapkan putra-putri bangsa yang siap berjuang
untuk Indonesia menuju kemerdekaan. Kemerdekaan tidak akan pernah
tercapai jika masyarakat pribumi masih dibiarkan pada kondisi semula. Berkat perjuangan Ki Hajar Dewantara hasilnya pun terbukti, kita
sekarang sudah merdeka. Kemerdekaan yang tak akan pernah kita dapatkan jika
para pahlawan terdahulu tidak berusaha semaksimal mungkin untuk memperjuangkan
kemerdekaaan itu.Namun apakah semangat perjuangan dari para pahlawan pendidikan
kita terdahulu masih terjaga hingga saat ini? Mari kita renungkan bersama.
Kemerdekaan
yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia, belum membuat bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang maju. Bahkan Indonesia masih tergolong negara yang masih
berkembang. Kualitas pendidikan masih kalah tertinggal oleh negara jiran
seperti Malaysia dan Singapura.
Padahal kita tahu sendiri bahwa bangsa kita sudah lebih dahulu merdeka yaitu kurang lebih sekitar 67 tahun yang lalu. Perlu kita ketahui bersama, ternyata yang lebih hebatnya lagi di tahun 1970 para putra bangsa Indonesia menjadi guru dan pengajar di Malaysia. Kondisi saat ini malah sebaliknya. Para mahasiswa berbondong-bondong untuk bisa kuliah di luar negeri. Alasan mereka bisa dikatakan sangat simpel, salah satunya adalah karena kualitas pendidikan di luar negeri lebih bagus dibandingkan dengan kualitas pendidikan di dalam negeri. Kenapa kita jadi tertinggal dari negara yang bisa kita katakan hasil dari didikan kita sendiri? Apakah kualitas pendidikan kita saat ini menurun? Entahlah, yang pasti kita belum merasakan kualitas sumber daya manusia Indonesia saat ini mampu bersaing dengan bangsa-bangsa di Dunia ini. Yang terjadi sekarang justru masih banyak rakyat miskin, tidak mempunyai keahlian, pengangguran terjadi dimana-mana dan kriminalitas pun merajalela. Pernahkah kita pikirkan, kenapa hal ini bisa terjadi? Apa yang salah dengan bangsa ini? Rakyatkah? Pemerintahkah? Padahal kita semua tahu sekarang jumlah sekolah sudah lebih banyak dari pada zaman kita sebelum merdeka, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Mungkin inilah yang menjadi salah satu ‘PR’ kita sebagai generasi penerus bangsa saat ini.
Padahal kita tahu sendiri bahwa bangsa kita sudah lebih dahulu merdeka yaitu kurang lebih sekitar 67 tahun yang lalu. Perlu kita ketahui bersama, ternyata yang lebih hebatnya lagi di tahun 1970 para putra bangsa Indonesia menjadi guru dan pengajar di Malaysia. Kondisi saat ini malah sebaliknya. Para mahasiswa berbondong-bondong untuk bisa kuliah di luar negeri. Alasan mereka bisa dikatakan sangat simpel, salah satunya adalah karena kualitas pendidikan di luar negeri lebih bagus dibandingkan dengan kualitas pendidikan di dalam negeri. Kenapa kita jadi tertinggal dari negara yang bisa kita katakan hasil dari didikan kita sendiri? Apakah kualitas pendidikan kita saat ini menurun? Entahlah, yang pasti kita belum merasakan kualitas sumber daya manusia Indonesia saat ini mampu bersaing dengan bangsa-bangsa di Dunia ini. Yang terjadi sekarang justru masih banyak rakyat miskin, tidak mempunyai keahlian, pengangguran terjadi dimana-mana dan kriminalitas pun merajalela. Pernahkah kita pikirkan, kenapa hal ini bisa terjadi? Apa yang salah dengan bangsa ini? Rakyatkah? Pemerintahkah? Padahal kita semua tahu sekarang jumlah sekolah sudah lebih banyak dari pada zaman kita sebelum merdeka, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Mungkin inilah yang menjadi salah satu ‘PR’ kita sebagai generasi penerus bangsa saat ini.
Hari pendidikan nasional adalah hari dari jati diri bangsa dimana
hari pendidikan bisa menggambarkan ruh dari bangsa kita. Bangsa yang besar
adalah bangsa yang peduli akan pendidikan, dan pendidikan adalah modal awal
dari perkembangan bangsa. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan ilmu
pengetahuan. Dalam Al-Qur’an ada salah satu surat yang menjelaskan tentang
pentingnya kita menuntut ilmu. Yaitu Q.S. Al
Mujadalah ayat 11 yang artinya “Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmupengetahuan
beberapa derajat”. Subhanalah, tidak tanggung-tanggung ganjaran yang Allah
berikan bagi para penuntut ilmu, yaitu ditinggikan derajatnya disisi Allah.
Tidakkah kita menginginkan hal itu?
Dalam
Hadist pun banyak dibahas tentang pentingnya menuntut ilmu. Salah satunya
adalah "Apabila anak adam meninggal dunia, terputuslah amalnya kecuali tiga
perkara, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang
mendo'akannya." (HR. Muslim). Ilmu yang bermanfaat ternyata termasuk menjadi
salah satu amal yang tidak akan pernah terputus walaupun kita telah meninggal.
Tetapi perlu kita garis bawahi, ilmu disini bukan hanya ilmu yang kita miliki sendiri
saja, tetapi lebih kepada pemanfaatan ilmu tersebut. Sekarang perntanyaannya, apakah
kita hanya menyimpan ilmu dalam pikiran kita sendiri? Ataukah kita sudah
senantiasa mengajarkan kepada orang lain dan mengamalkan dalam kehidupan kita
sehari-hari? Silahkan dijawab dalam hati nurani kita masing-masing.
Selain hadist diatas, ada juga hadist yang menjelaskan tentang pentingnya
kita menuntut ilmu. Yaitu "Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka
Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga." (HR. Muslim). Dimudahkan
jalan menuju surga, itulah balasannya. Tidakkah itu menjadi tawaran yang sangat
menggiurkan bagi kita?
Oleh kaarena itu, dengan semangat Peringatan Hari Pendidikan, 3 Mei 2013
kita perbaharui niatan dan semangat kita dalam menuntut ilmu. Karena dengan
ilmu yang kita miliki, ridho Allah SWT pun akan dengan mudah kita dapatkan.
Allahumma aamiin