Semangat Peringatan HARDIKNAS (Hari Pendidikan Nasional)

Oleh : Dwi Lestari
FISIP/SOSIOLOGI 2011
Korwat DSC
Bismillah
            Setiap tanggal 2 Mei senantiasa kita peringati sebagai Hari Pendidikan Nasional tiap tahunnya. Tahu kah anda, sejarah Peringatan Hari Pendidikan Nasional ditetapkan pada tanggal itu? Ataukah kita hanya ikut-ikutan memperingatinya tanpa tahu sejarahnya? Mungkin banyak dari kita yang hanya ikut-ikutan, padahal tak seharusnya hal itu terjadi kepada kita yang berstatus mahasiswa. Mahasiswa yang notabenenya  sebagai aktivis akademis.

          Alangkah memprihatinkannya kita, sebagai seorang mahasiswa yang mempunyai tiga fungsi fundamental, yaitu agent of change, social control dan iron stock tapi tak tahu sejarah diperingatinya tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bisa jadi fungsi tersebut hanya menempel pada status kita sebagai mahasiswa, tapi tak bisa kita aplikasikan dalam kehidupan yang nyata. Suatu tanda tanya besar bukan?
            Tanggal 2 Mei dijadikan sebagai hari lahirnya pendidikan di Indonesia  diambil dari hari lahir salah satu tokoh perjuangan pendidikan di Indonesia. Yaitu Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi yang mendedikasikan dirinya untuk pendidikan di Indonesia. Pemerintah menetapkan tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional sejak tahun 1959 sebagai penghargaan atas jasa-jasa Ki Hajar Dewantara dalam bidang pendidikan. Ki Hajar Dewantara atau yang sering kita sebut sebagai Bapak Pendidikan Indonesia merupakan salah satu tokoh yang amat berperan dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Berkat jasa beliau Perguruan Taman Siswa berdiri. Perguruan Taman Siswa merupakan suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para rakyat pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Karena zaman dahulu, hanya orang-orang priyayi dan orang-orang Belanda yang mempunyai kesempatan untuk mengenyam bangku pendidikan. Sedangkan rakyat pribumi tak diberi kesempatan untuk merasakan pentingnya pendidikan.
            Pendidikan, sebuah perjuangan yang mulia dan juga tidak mudah. Waktu itu bangsa Indonesia masih dilanda kebodohan, keterbelakangan akibat penjajahan bangsa  Belanda. Bangsa Belanda sengaja tidak memberikan kesempatan kepada kaum pribumi untuk mendapatkan pendidikan, hal ini dimaksudkan agar rakyat pribumi tetap bodoh dan terbelakang, sehingga bangsa Belanda dengan mudahnya menjajah kaum pribumi. Pergerakan memajukan pendidikan telah mempersiapkan putra-putri bangsa yang siap berjuang untuk Indonesia menuju kemerdekaan. Kemerdekaan tidak akan pernah tercapai jika masyarakat pribumi masih dibiarkan pada kondisi semula. Berkat perjuangan Ki Hajar Dewantara hasilnya pun terbukti, kita sekarang sudah merdeka. Kemerdekaan yang tak akan pernah kita dapatkan jika para pahlawan terdahulu tidak berusaha semaksimal mungkin untuk memperjuangkan kemerdekaaan itu.Namun apakah semangat perjuangan dari para pahlawan pendidikan kita terdahulu masih terjaga hingga saat ini? Mari kita renungkan bersama.
Kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia, belum membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju. Bahkan Indonesia masih tergolong negara yang masih berkembang. Kualitas pendidikan masih kalah tertinggal oleh negara jiran seperti Malaysia dan Singapura.
            Padahal kita tahu sendiri bahwa bangsa kita sudah lebih dahulu merdeka yaitu kurang lebih sekitar 67 tahun yang lalu. Perlu kita ketahui bersama, ternyata yang lebih hebatnya lagi di tahun 1970 para putra bangsa Indonesia menjadi guru dan pengajar di Malaysia. Kondisi saat ini malah sebaliknya. Para mahasiswa berbondong-bondong untuk bisa kuliah di luar negeri. Alasan mereka bisa dikatakan sangat simpel, salah satunya adalah karena kualitas pendidikan di luar negeri lebih bagus dibandingkan dengan kualitas pendidikan di dalam negeri. Kenapa kita jadi tertinggal dari negara yang bisa kita katakan hasil dari didikan kita sendiri? Apakah kualitas pendidikan kita saat ini menurun? Entahlah, yang pasti kita belum merasakan kualitas sumber daya manusia Indonesia saat ini mampu bersaing dengan bangsa-bangsa di Dunia ini. Yang terjadi sekarang justru masih banyak rakyat miskin, tidak mempunyai keahlian, pengangguran terjadi dimana-mana dan kriminalitas pun merajalela. Pernahkah kita pikirkan, kenapa hal ini bisa terjadi? Apa yang salah dengan bangsa ini? Rakyatkah? Pemerintahkah? Padahal kita semua tahu sekarang jumlah sekolah sudah lebih banyak dari pada zaman kita sebelum merdeka, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Mungkin inilah yang menjadi salah satu ‘PR’ kita sebagai generasi penerus bangsa saat ini.
Hari pendidikan nasional adalah hari dari jati diri bangsa dimana hari pendidikan bisa menggambarkan ruh dari bangsa kita. Bangsa yang besar adalah bangsa yang peduli akan pendidikan, dan pendidikan adalah modal awal dari perkembangan bangsa. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Dalam Al-Qur’an ada salah satu surat yang menjelaskan tentang pentingnya kita menuntut ilmu. Yaitu Q.S. Al Mujadalah ayat 11 yang artinya “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmupengetahuan beberapa derajat”. Subhanalah, tidak tanggung-tanggung ganjaran yang Allah berikan bagi para penuntut ilmu, yaitu ditinggikan derajatnya disisi Allah. Tidakkah kita menginginkan hal itu?
            Dalam Hadist pun banyak dibahas tentang pentingnya menuntut ilmu. Salah satunya adalah "Apabila anak adam meninggal dunia, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendo'akannya." (HR. Muslim). Ilmu yang bermanfaat ternyata termasuk menjadi salah satu amal yang tidak akan pernah terputus walaupun kita telah meninggal. Tetapi perlu kita garis bawahi, ilmu disini bukan hanya ilmu yang kita miliki sendiri saja, tetapi lebih kepada pemanfaatan ilmu tersebut. Sekarang perntanyaannya, apakah kita hanya menyimpan ilmu dalam pikiran kita sendiri? Ataukah kita sudah senantiasa mengajarkan kepada orang lain dan mengamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari? Silahkan dijawab dalam hati nurani kita masing-masing.
Selain hadist diatas, ada juga hadist yang menjelaskan tentang pentingnya kita menuntut ilmu. Yaitu "Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga." (HR. Muslim). Dimudahkan jalan menuju surga, itulah balasannya. Tidakkah itu menjadi tawaran yang sangat menggiurkan bagi kita?
Oleh kaarena itu, dengan semangat Peringatan Hari Pendidikan, 3 Mei 2013 kita perbaharui niatan dan semangat kita dalam menuntut ilmu. Karena dengan ilmu yang kita miliki, ridho Allah SWT pun akan dengan mudah kita dapatkan.
Allahumma aamiin

Selamat Hari Pendidikan Nasional!!!